Los Angeles, – Saham perusahaan asuransi di Amerika Serikat anjlok pada Jumat (12/1/2025) setelah diperkirakan kerugian akibat kebakaran yang melanda Los Angeles bisa mencapai US$20 miliar atau sekitar Rp323,8 triliun. Jika estimasi ini terbukti akurat, kebakaran ini akan tercatat sebagai salah satu bencana termahal dalam sejarah California.
Proyeksi Kerugian Akibat Kebakaran Los Angeles
Tim pemadam kebakaran di Los Angeles berusaha mengendalikan kebakaran besar yang telah berlangsung selama lebih dari sepekan. Mereka mendapat sedikit bantuan dari jeda angin kencang, meski prakiraan cuaca menunjukkan kemungkinan kembalinya angin kencang yang dapat memperburuk kondisi kebakaran pada akhir pekan mendatang.
Menurut J.P. Morgan, estimasi kerugian akibat kebakaran ini telah meningkat menjadi lebih dari US$20 miliar. Sementara itu, Wells Fargo memproyeksikan dampak ekonomi total dari kebakaran ini bisa melebihi US$60 miliar.
Langkah Pemerintah dan Kebijakan Moratorium Asuransi
Ricardo Lara, Komisaris Asuransi California, mengumumkan kebijakan moratorium selama satu tahun untuk menghentikan pembatalan atau ketidakperpanjangan polis asuransi. Ia juga meminta agar perusahaan asuransi menunda pembatalan polis yang sudah diterbitkan sebelum terjadinya kebakaran.
“Saya ingin memastikan bahwa korban kebakaran bisa segera mendapatkan manfaat asuransi yang menjadi hak mereka,” ujar Lara dalam konferensi pers. Kebijakan ini diharapkan memberikan kestabilan bagi korban yang rumahnya hancur akibat kebakaran.
Dampak pada Kawasan Elit dan Asuransi Properti California
Pacific Palisades, salah satu kawasan termahal di Los Angeles yang terkenal sebagai tempat tinggal selebritas Hollywood, juga mengalami dampak yang signifikan. Sebelum kebakaran, kawasan ini memiliki biaya asuransi yang relatif rendah, namun diperkirakan biaya asuransi akan melonjak tajam setelah bencana ini.
Menurut Morningstar DBRS, pasar asuransi properti di California telah menghadapi tantangan besar dalam beberapa tahun terakhir. Banyak perusahaan asuransi mengurangi eksposur mereka atau bahkan menarik diri dari pasar California karena risiko kebakaran hutan yang semakin sulit diprediksi.
Penurunan Saham Perusahaan Asuransi dan Kerugian Global
Akibat proyeksi kerugian yang semakin besar, Indeks S&P Insurance Select Industry (.SPSIINS) turun 3,2% pada perdagangan hari Jumat. Beberapa perusahaan asuransi besar mengalami penurunan saham yang signifikan, termasuk Travelers (-4%), Mercury General (-22%), dan Allstate (-7%).
Kerugian juga dirasakan oleh perusahaan asuransi internasional seperti Beazley, Lancashire, dan Hiscox, yang mengalami penurunan saham antara 3% hingga 5,7%. Mercury General bahkan memperkirakan kerugian yang mereka alami bisa melebihi US$150 juta.
Proyeksi Kerugian Ekonomi Lebih Besar
AccuWeather memperkirakan total kerusakan ekonomi akibat kebakaran ini bisa mencapai US$135 miliar hingga US$150 miliar. Sementara itu, Moody’s Ratings juga memprediksi kebakaran ini kemungkinan akan menjadi salah satu yang termahal dalam sejarah California.
Peningkatan Kerugian Bencana dan Implikasi pada Sektor Asuransi
Kerugian akibat bencana terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, memberikan dampak besar pada profitabilitas perusahaan asuransi. Raymond James memproyeksikan kerugian yang ditanggung oleh sektor asuransi akibat kebakaran ini berada di kisaran US$11 miliar hingga US$17,5 miliar, menjadikannya sebagai kebakaran termahal dalam sejarah Amerika Serikat.
Kesimpulan
Kebakaran yang melanda Los Angeles pada awal Januari 2025 diperkirakan akan menjadi salah satu bencana termahal dalam sejarah California, dengan kerugian yang diperkirakan mencapai lebih dari US$20 miliar. Selain menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan asuransi, kebakaran ini juga mengguncang ekonomi global, khususnya sektor asuransi. Pemerintah California telah mengimplementasikan kebijakan untuk membantu korban kebakaran, sementara perusahaan asuransi harus menghadapi tantangan besar dalam mengelola risiko yang ditimbulkan oleh bencana alam yang semakin sering terjadi.