Ekonom: Bergabung dengan BRICS Memberikan Dampak Jangka Panjang bagi Indonesia

banner 468x60

Rully Arya Wisnubroto, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, mengungkapkan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam blok ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) akan memberikan dampak yang signifikan dalam jangka panjang, meskipun dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dalam waktu dekat cenderung terbatas.

Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Bergabung dengan BRICS

Menurut Rully, dalam jangka pendek, keikutsertaan Indonesia dalam BRICS tidak memberikan dampak yang langsung terasa, bahkan dapat berdampak negatif, seperti yang terlihat dengan melemahnya nilai tukar rupiah setelah pengumuman Indonesia bergabung dengan BRICS. Namun, dia menekankan bahwa dampak positif yang lebih besar akan terlihat dalam jangka panjang, seiring dengan meningkatnya hubungan ekonomi dan investasi antar negara anggota BRICS.

banner 336x280

“Secara jangka pendek, dampaknya tidak terlalu besar, bahkan bisa saja tidak berdampak sama sekali. Ketika Indonesia diumumkan bergabung dengan BRICS, rupiah sempat melemah. Ini lebih ke dampak jangka panjang yang perlu diperhatikan,” kata Rully dalam acara Media Day di Jakarta pada Selasa (26/1/2025).

Peluang Ekonomi Indonesia dalam BRICS

Salah satu keuntungan utama yang bisa diperoleh Indonesia dengan menjadi anggota BRICS adalah peluang kerja sama ekonomi yang lebih luas, termasuk peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA) serta akses yang lebih baik ke pasar perdagangan internasional. Beberapa negara anggota BRICS, seperti China, Rusia, dan India, memiliki potensi untuk meningkatkan perdagangan dengan Indonesia.

Rully menjelaskan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS dapat memperluas hubungan perdagangan Indonesia dengan negara-negara anggota lainnya. Namun, ia juga menyoroti tantangan geografis yang perlu dipertimbangkan, seperti jarak yang cukup jauh antara Indonesia dan beberapa anggota BRICS, seperti Brasil dan Afrika Selatan.

“Keanggotaan Indonesia di BRICS akan membuka peluang untuk perdagangan yang lebih luas, terutama dengan negara-negara seperti China, Rusia, dan India. Namun, perlu dicatat bahwa negara-negara seperti Brasil dan Afrika Selatan cukup jauh dari Indonesia, yang bisa menjadi pertimbangan dalam hal hubungan perdagangan,” jelas Rully.

Potensi Kegiatan Investasi dan Perdagangan Internasional

Rully menilai bahwa meskipun ada jarak geografis dengan beberapa negara BRICS, Indonesia masih memiliki potensi besar untuk melakukan investasi di negara-negara tersebut. Di sisi lain, untuk kegiatan ekspor-impor, negara anggota BRICS yang lebih dekat dengan Indonesia, seperti China dan India, akan menjadi mitra dagang yang lebih strategis.

“Untuk negara anggota BRICS yang jaraknya jauh, seperti Brasil dan Afrika Selatan, kegiatan investasi menjadi peluang yang lebih memungkinkan. Sementara untuk ekspor-impor, Indonesia tentu akan lebih diuntungkan dengan negara-negara yang lebih dekat secara geografis seperti China dan India,” tambah Rully.

Kesimpulan: Indonesia dan BRICS

Secara keseluruhan, meskipun dampak langsung dari bergabung dengan BRICS mungkin tidak terlihat dalam waktu singkat, Rully percaya bahwa keanggotaan Indonesia di dalam organisasi ini akan membawa keuntungan jangka panjang dalam hal investasi dan kerja sama ekonomi. Ke depan, Indonesia berpotensi untuk memperluas jaringan perdagangan internasionalnya, terutama dengan negara-negara yang lebih dekat secara geografis, sekaligus mendapatkan peluang investasi dari negara-negara BRICS lainnya.

Dengan perkembangan ini, Indonesia dapat memanfaatkan hubungan dengan negara anggota BRICS untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan peranannya di pasar global.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *