Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Asal Usul, Kejayaan, dan Keruntuhan

banner 468x60

Kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan besar di Nusantara, dikenal sebagai negara maritim yang menguasai Selat Malaka. Kerajaan ini juga memiliki latar belakang agama Buddha yang berkembang pesat di kawasan ini. Sriwijaya merupakan simbol kejayaan dan kebudayaan yang terbuka terhadap pengaruh asing, terutama dari India dan Cina. Dalam sejarahnya, Sriwijaya tidak hanya dikenal sebagai pusat perdagangan, tetapi juga sebagai tempat belajar agama Buddha, seperti yang dilakukan oleh biksu I-tsing.

Makna Nama Sriwijaya

Dalam bahasa Sansekerta, Sriwijaya terdiri dari dua kata, yaitu ‘Sri’ yang berarti cahaya dan ‘Wijaya’ yang berarti kejayaan. Secara keseluruhan, Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang, mencerminkan kejayaan kerajaan ini di masa lalu.

banner 336x280

Awal Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7 M, dibuktikan dengan penemuan prasasti Kota Kapur pada tahun 1892. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, yang menjadi bukti awal berdirinya Sriwijaya. Pusat pemerintahan Sriwijaya pada awalnya terletak di Minanga Tamwan, kemudian pindah ke Jambi, dan akhirnya ke Palembang.

Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada tahun 682 M, Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Dalam ekspedisinya, Dapunta Hyang berhasil menaklukan berbagai daerah yang memiliki posisi strategis untuk perdagangan. Dengan demikian, perdagangan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kemajuan ekonomi Sriwijaya.

Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8 hingga ke-9, terutama di bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa pada sekitar 850 M. Pada masa ini, Sriwijaya berhasil menguasai wilayah-wilayah strategis, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan.

Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan maritim yang memiliki armada laut yang kuat. Selain itu, Sriwijaya membangun pangkalan perdagangan di daerah Ligor yang memungkinkan kapal-kapal dari Cina dan India untuk singgah dengan aman. Prasasti Nalanda mencatat bahwa Raja Balaputradewa adalah anak dari Raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram Kuno, yang berasal dari dinasti Syailendra.

Selain kekuatan armada lautnya, Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan penting, seperti Selat Malaka, serta daerah-daerah seperti Bandar Melayu di Jambi, Kota Kapur di Pulau Bangka, Tarumanagara di Jawa Barat, Kalingga di Jawa Tengah, serta Kedah dan Chaiya di Semenanjung Melayu. Bukti arkeologi, seperti penemuan reruntuhan perahu dari abad ke-6 hingga ke-7, menunjukkan kehebatan budaya maritim Sriwijaya.

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Namun, kejayaan Sriwijaya mulai memudar pada abad ke-11, terutama setelah serangan dari Kerajaan Cola pada tahun 1025 M. Kerajaan Cola, yang dipimpin oleh Raja Rajendra Coladewa, berhasil menaklukkan Sriwijaya dan menguasai Selat Malaka. Kehilangan kontrol atas jalur perdagangan strategis ini menyebabkan kemunduran ekonomi bagi Sriwijaya. Pusat pemerintahan Sriwijaya akhirnya dipindahkan ke Jambi.

Sriwijaya semakin lemah setelah serangan Ekspedisi Pamalayu yang dilancarkan oleh Kerajaan Singasari pada tahun 1275. Ekspedisi ini bertujuan untuk melemahkan pengaruh Sriwijaya di kawasan tersebut. Akhirnya, pada tahun 1377, Kerajaan Sriwijaya runtuh setelah wilayah-wilayahnya ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit, yang menjadi kekuatan dominan di Nusantara.

Daftar Raja-raja Kerajaan Sriwijaya

Berikut adalah daftar beberapa raja yang pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya:

  1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa (683 M)
  2. Indrawarman (702 M)
  3. Rudra Wikrama (728-742 M)
  4. Sanggramadhananjaya (775 M)
  5. Dharmasetu (790 M)
  6. Balaputradewa (856 M)
  7. Sri Udayadityawarman (960 M)
  8. Sri Marawijayottunggawarman (1008 M)
  9. Sri Sanggrama Wijayatunggawarman (1025 M)
  10. Sri Dewa (1028 M)
  11. Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1178 M)

Kesimpulan

Kerajaan Sriwijaya adalah contoh kehebatan kerajaan maritim yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Asia Tenggara. Keberhasilannya dalam perdagangan dan budaya menunjukkan kemajuan yang luar biasa pada masanya. Namun, serangan dari luar dan persaingan politik akhirnya menyebabkan keruntuhannya. Meski demikian, warisan budaya dan sejarah Sriwijaya tetap dikenang hingga saat ini.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *